ᵢCₜ ₐₜ ₐ fᵣᵢₑₙd'ₛ ₕₒᵤₛₑ
Pada tanggal 31 Desember 2024, tepat di malam pergantian tahun, saya
mengunjungi rumah Aysel, salah satu anggota kelompok presentasi saya. Sebagai
ketua kelompok, tentu saya memastikan bahwa segala persiapan untuk presentasi
berjalan dengan baik, terutama dalam hal persiapan PowerPoint (PPT) dan
pemahaman materi. Oleh karena itu, saya mengusulkan agar kami mengadakan kerja
kelompok di rumah Aysel, dengan harapan bisa menyelesaikan PPT lebih cepat dan
lebih fokus pada persiapan mental serta pemahaman materi yang akan disampaikan
nanti.

Saya tiba di rumah Aysel sekitar pukul 10 pagi. Sesampainya di sana, kami
berdua langsung video call dengan Oliv, karena dia tidak bisa hadir jadi vc. Kami
melaksanakan ibadah sholat Dzuhur, setelah itu kami makan terlebih dahulu
karena sudah di jamu oleh Ibu Aysel.
Pukul 02.00 siang, selesai makan dan menamatkan 1 eps drakor, kami
melanjutkan tugas dan vc dengan Oliv. Progress PPT saat itu sudah 50%, ditambah
kerkom hari ini menjadi 85%. Tak terasa, suara adzan Ashar pun mulai terdengar.
Kami segera bergegas untuk melaksanakan sholat. Setelah selesai menunaikan
sholat, saya berpamitan kepada Ibu Aysel dan Aysel sendiri, karena saya merasa
sudah waktunya untuk pulang.
(๑ ˃̵ᴗ˂̵) ♡
hᥲᥣƒ dᥲᥡ เᥒ Ꭻᥲkᥲɾtᥲ
Dua hari setelah saya mengunjungi rumah Aysel, tepatnya pada Kamis, 2 Januari 2025, saya dan tiga teman dari jurusan yang berbeda memutuskan untuk pergi ke Jakarta. Rasanya, pengalaman itu begitu menyenangkan dan terasa seperti pengalaman anak SMA pada umumnya yang bepergian dengan teman-teman menggunakan kereta. Biasanya, saya selalu naik kereta bersama orang tua atau keluarga, namun kali ini saya bisa melakukannya dengan teman-teman. Perasaan kebersamaan dan kemandirian itu begitu menyenangkan.
Perjalanan ke Jakarta dimulai pada pukul 06.00 pagi. Saya menjemput Eltsa, dan kami bertemu dengan Nasya dan Ganis di tengah jalan menuju Stasiun Nambo. Sekitar pukul 08.30, kami berempat akhirnya menaiki KRL dan menuju stasiun terakhir, yaitu Jakarta Kota. Setibanya di sana, kami langsung bergegas untuk naik Transjakarta. Tak lama setelah itu, bus pun berhenti, dan kami tiba di tujuan pertama yang sudah kami rencanakan, yaitu Museum Nasional.
Museum tersebut sangat ramai dengan pengunjung, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Banyak sekali sejarah menarik yang bisa dibaca dan dipelajari di sana. Kami menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menjelajahi museum tersebut sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah itu, kami mencari tempat makan. Awalnya, kami berniat untuk mencicipi makanan tradisional, namun karena rasa lapar yang sudah tidak tertahankan dan cuaca yang panas, akhirnya kami memilih untuk makan di CFC.
Apakah setelah makan kami langsung pulang? Tentu tidak! Kami memutuskan untuk berkeliling Jakarta menggunakan Transjakarta. Rasanya sangat menyenangkan bisa mutar-mutar Jakarta dengan bus yang hanya mematok tarif 3.000 rupiah. Jika saya tinggal di Jakarta, saya rasa saya akan sering menggunakan Transjakarta, hehe. Namun, lama kelamaan kami merasa bosan, jadi kami memutuskan untuk mampir ke Perpustakaan Nasional.
Di Perpustakaan Nasional, kami tidak terlalu lama karena harus segera mengejar kereta untuk kembali. Sayangnya, meskipun kami sudah berlari-lari, takdir berkata lain dan kami tetap tertinggal kereta. Kami akhirnya harus menunggu kereta berikutnya yang datang dalam waktu sekitar satu jam, sambil duduk di tempat yang telah disediakan di stasiun.
Menjelang waktu Maghrib, akhirnya kami bisa naik kereta. Saat itu, saya benar-benar merasakan bagaimana rasanya menjadi kakak kakak yang bekerja jauh dan menggunakan KRL setiap hari, kereta sangat penuh, hampir tidak ada ruang untuk berdiri. Kaki pegal dan lelah, tetapi ada rasa seru dan kebersamaan dalam perjalanan itu.
Akhirnya tiba di Nambo sekitar pukul 18.30. Setelah itu, kami pun berpamitan karena jalan pulang kami sudah berbeda. Saya sampai di rumah sekitar pukul 21.00, membawa martabak manis sebagai oleh oleh untuk keluarga.
0 Komentar